kebudayaan jepang

Kebudayaan Jepang

Mencoba kebudayaan Jepang

Di Jepang terdapat berbagai kebudayaan tradisional. Mari menikmati dan mencoba kebudayaan khas Jepang!

Kebudayaan Jepang

Seni pertunjukan yang terkenal di Jepang adalah kabuki, noh, kyogen, bunraku, dan rakugo. Kabuki dimainkan hanya oleh pria. Para penonton dapat menyaksikan kostum yang mencolok dan pose khusus yang disebut “mie”. Teater khusus kabuki yang disebut Kabukiza merupakan puncak keindahan arsitektur Jepang.

nou

Noh dan kyogen dimainkan di atas panggung khusus berbentuk L yang disebut Panggung Noh. Noh dipertunjukkan menggunakan topeng noh yang disebut “Noumen” dan kyogen yang merupakan turunan noh merupakan pertunjukan yang mampu mengundang banyak tawa.

bunraku

Pertunjukan boneka Jepang yang disebut bunraku merupakan wayang kulit versi Jepang. Bunraku amatlah khas dan tidak ditemukan di tempat lain, yakni masing-masing boneka berukuran 120-150 cm digerakkan oleh 3 orang.
Selain itu, rakugo yang merupakan pertunjukan oleh seorang penampil dengan mengetengahkan keahlian bercerita dan gerakan pun tak kalah populer. Rakugo sering dipertunjukkan bersama dengan akrobat, sulap, dll.

Mari mencoba kebudayaan tradisional

Di Jepang, terdapat kebudayaan tradisional yang disebut “dou/do” (artinya “jalan”). Ada kadou yang merupakan seni merangkai bunga, sadou yang menitikberatkan keindahan gerakan melalui etiket, koudou yang memungkinkan kita menikmati bau harum, shodou yang mengetengahkan keindahan huruf menggunakan kuas dan tinta, dan berbagai seni bela diri seperti judo yang termasuk dalam cabang olahraga, kendo, karatedo, aikido, dan kyudo (seni memanah). Baik seni bela diri maupun jalan seni bukanlah sekadar persaingan kekuatan atau keahlian, melainkan juga merupakan budaya khas Jepang yang menuntut keindahan gerakan dan spiritualitas. Selain itu, “dou” tidak memiliki titik akhir, melainkan sesuatu yang terus ditekuni seumur hidup. Menggembleng juga merupakan karakteristik “dou”.

kebudayaan palembang

Palembang memang dikenal sebagai ibukota propinsi Sumatera Selatan. Jika Palembang sudah ada sejak jaman Sriwijaya, maka tak mengherankan menjadi kota tua yang ada di Indonesia. Usia kota Palembang saat ini sudah mencapai 1330 tahun.

Sebagai kota tua di Indonesia, tentunya tidak sedikit sumbangsih Palembang terhadap kekayaan budaya dan kesenian. Berdasarkan peninggalan kerajaan Sriwijaya, Palembang memiliki kebudayaan yang sangat beragam mulai dari seni tari, pakaian, seni kerajinan dan kuliner.

 

Tari Gending Sriwijaya

Seni tari menjadi salah satu unsur kebudayaan yang menonjol dan selalu menarik perhatian orang. Salah satu tarian yang menjadi kekhasan wilayah ini adalah tari Gending Sriwijaya. Tari ini biasanya untuk menyambut tamu istimewa, misalnya saja kepala Negara, gubernur, pejabat dan lain sebagainya. Konon kabarnya tari Gending Sriwijaya sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Biasanya tarian ini dibawakan oleh sembilan penari wanita dengan pakaian adat aesan gede, paksangkong dodot, selendang mantra dan tanggai.

Karena ditujukan untuk menyambut tamu istimewa. Biasanya penari paling depan membawa tapak berisikan kapur-sirih. Tapak ini yang diberikan kepada tamu istimewa dan selanjutnya tamu istimewa tersebut mengambil sekapur sirih yang ada di dalamnya.

Garakan tarian Gending Sriwijaya sangat lambat, para penarinya membutuhkan latihan yang lebih intensif karena kebutuhan gerakan tersebut. Para penari yang baru pertama menarikan tarian ini badannya terasa sakit. Tarin ini dilaraskan dengan lagu berjudul sama dengan nama tarian ini. Lagunya itu bercerita tentang keagungan Kerajaan Sriwijaya.

Sedangkan tari Tanggai adalah tarian yang sama populernya dengan tari Gending Sriwijaya. Sebenarnya tari ini sedikit mirip dengan tari Gending Sriwijaya seperti gerakan dan pakaian yang digunakan.

Namun tari Tanggai biasanya digunakan untuk acara-acara penting seperti acara resepsi pernikahan, acara khitanan dan sebagainya. Penarinya juga biasanya hanya 3 sampai 5 orang saja. Selain itu, hal lain yang membedakannya adalah musik yang mengiringi tarian ini. Musik untuk mengiringi tari Tanggai biasanya hanya berupa iringan instrumen musik saja tanpa adanya lagu yang dibawakan.

 

Kain Songket

Seperti kebanyakan kain-kain bermutu tinggi di tanah Sumatera, Palembang juga memiliki kain tenun songket. Biasanya kain songket ini terbuat dari benang emas. Kain Songket ini dipakai untuk pakaian bawah pada wanita. Pada jaman sekarang kebanyakan kain Songket hanya digunakan untuk acara-acara tertentu seperti acara pesta pernikahan dan sebagainya. Karena pakaian adat ini yang harganya sangat mahal dan berbahan dasar emas. Tak jarang banyak menjadi incaran pencuri karena nilai ekonominya yang tinggi.

Selain kain Songket masih yang menjadi pakaian adat, yakni aesan gede, paksangkong dodot, selendang mantra dan tanggai. Pakaian ini biasanya dikenakan oleh penari-penari tradisional untuk tarian seperti gending Sriwijaya ataupun tari tanggai. Pengantin di Palembang biasanya juga mengenakan pakaian adat ini.

Pada zaman dahulu, pakaian adat ini hanya dikenakan oleh raja-raja atau pejabat tinggi saja. Tentu saja pakaian adat ini menggambarkan kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu. Hal ini terlihat dari bahan pembuat pakaian ini yang terbuat dari benang emas. Maka tak heran untuk saat ini harga pakaian adat Palembang bisa mencapai jutaan rupiah. Selain bahan dasarnya yang berasal dari emas, motifnya juga sangat beragam.

 

Kayu Tembesu

Seni kerajinan yang terkenal di Palembang dan merupakan warisan budaya adalah seni ukiran. Biasanya kayu yang digunakan adalah kayu tembesu yang memiliki kualitas yang baik. Seni ukiran ini dipengaruhi oleh kebudayaan Budha dan China. Tentunya warna yang diambil tidaklah melenceng jauh, yakni emas dan merah. Terutama warna emas yang merupakan warna khas dari seni ukir ini.

Ukiran yang ada biasanya menggambarkan bunga. Makna yang terkandung di dalamnya adalah rasa cinta dan kasih. Termasuk pula keharuman bunga yang menyegarkan. Lambang ini juga sangat jauh dari makna kekerasan.

 

Nasi Minyak

Selain dipengaruhi unsur kebudayaan China dan Melayu, Palembang juga dipengaruhi dengan budaya India. Nasi minyak dan martabak telur dapat bersanding dengan pempek. Nasi minyak ini merupakan nasi yang dimasak dengan minyak samin dan biasanya dihidangkan untuk acara-acara resmi seperti pernikahan dan sebagainya. Nasi minyak ini sendiri merupakan makanan asli orang India.

Hal ini juga berlaku untuk martabak telur yang terbuat dari telur ayam atau telur bebek yang menjadi isi dan kemudian digoreng. Martabak telur ini selanjutnya dimakan dengan kuah kari dan merupakan makanan asli India juga.

 

kebudayaan nias

Kebudayaan di Nias

NIAS

 

Pulau-Nias-2Indonesia adalah Negeri yang kaya akan budaya dan suku didalamnya. Budaya yang ada di Indonesia sangatlah beragam baik dalam sisi kesenian, budaya atau kebiasaan, makanan, kepercayaan dan lain lain. Dalam pembahasan saya kali ini saya akan membahas kebudayaan yang ada di pulau Nias. Pulau Nias yang terletak di sebelah barat pulau Sumatra lebih tepatnya terletak kurang lebih 85 mil laut dari Sibolga ,daerah Provinsi Sumatera Utara. ini dihuni oleh suku Nias atau mereka menyebut diri mereka Ono Niha yang masih memiliki budaya megalitik. Pulau yang memiliki penduduk mayoritas Kristen protestan telah dimekarkan menjadi empat kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli.

SEJARAH SUKU NIAS

Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 dan hasilnya ada yang dimuat di media masa menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak 12.000 tahun silam yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut Vietnam.

WISATA YANG ADA DI NIAS

Pulau yang memiliki luas wilayah 5.625 kilometer persegi ini memiliki keindahan alam dan pantai yang begitu mempesona. Banyak objek wisata yang dapat dikunjung dipulau Nias, Nias memiliki Pantai yang bias mengimbangi pantai – pantai di Bali seperti pantai pantai yang ada di Nias Utara, Nias Barat, dan Guning Sitoli. Wisata budaya juga menjadi prioritas para pelancong baik wisatawan domestik maupun mancanegara.  Wisata budaya yang ada di Nias terletak di Nias Selatan, Desa-desa tradisional di Pulau Nias yang masih menyimpan sejumlah peninggalan budaya dan para penutur sejarah dapat menjadi pilihan utama wisata budaya di Nias. Wisata budaya yang terkenal dari Nias adalah Tari Perang dan Lompat Batu atau Hombo Batu. Wisata yang mampu menarik minat wisatawan ini akan saya bahas dalam wacana kali ini. Selain menjalankan roda perekonomian, kegiatan pariwisata budaya ini mampu mengembalikan kecintaan akan nilai-nilai tradisi yang diwariskan oleh para leluhur.

 

TARI PERANG (FOLUAYA)

statik.tempo.co

Tari Perang atau Foluaya merupakan lambang kesatria para pemuda di desa – desa di Nias, untuk melindungi desa dari ancaman musuh, yang diawali dengan Fana’a atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan ronda atau siskamling. Pada saat ronda itu jika ada aba-aba bahwa desa telah diserang oleh musuh maka seluruh prajurit berhimpun untuk menyerang musuh. Setelah musuh diserang, maka kepala musuh itu dipenggal untuk dipersembahkan kepada Raja, hal ini sudah tidak dilakukan lagi karna sudah tidak ada lagi perang suku di Nias. Persembahan ini disebut juga dengan Binu. Sambil menyerahkan kepala musuh yang telah dipenggal tadi kepada raja, para prajurit itu juga mengutuk musuh dengan berkata “Aehohoi”yang berarti tanda kemenangan setelah di desa dengan seruan “Hemitae” untuk mengajak dan menyemangati diri dalam memberikan laporan kepada raja di halaman, sambil membentuk tarian Fadohilia lalu menyerahkan binu itu kepada raja. Setelah itu, raja menyambut para pasukan perang itu dengan penuh sukacita dengan mengadakan pesta besar-besaran. Lalu, raja menyerahkan Rai, yang dalam bahasa Indonesia seperti mahkota kepada prajurit itu. Rai dalam suku Nias adalah merupakan tanda jasa kepada panglima perang. Tidak hanya Rai yang diberikan, emas beku juga diberikan kepada prajurit-prajurit lain yang juga telah ikut ambil bagian dalam membunuh musuh tadi. Kemudian, raja memerintahkan “Mianetogo Gawu-gawu Bagaheni”, dengan fatele yang menunjukkan ketangkasan dengan melompat-lompat lengkap dengan senjatanya yang disebut Famanu-manu yang ditunjukkan oleh dua orang prajurit yang saling berhadap-hadapan. Seiring berkembangnya Zaman Tradisi ini dilakukan hanya pada hari hari tertentu atau untuk merayakan acara acara tertentu.

 

LOMPAT BATU (HOMBO BATU)

  idea_478_584_1361728622,4407_Nias1

            Budaya Megalitik  yang masih asli di Nias sesuai namanya Megalitik atau batu besar, di Nias masih banyak Batu Batu besar di Desa desa di Nias. Batu – batu besar ini di gunakan oleh masyarakat setempat untuk melakukan tradisi Lompat Batu atau Hombo Batu. Tradisi lompat batu sudah dilakukan sejak jaman para leluhur ,di mana pada jaman dahulu mereka sering berperang antar suku sehingga mereka melatih diri mereka agar kuat dan mampu menembus benteng lawan yang konon cukup tinggi untuk dilompati. Seiring berkembangnya jaman, tradisi ini turut berubah fungsinya. Karena jaman sekarang mereka sudah tidak berperang lagi maka tradisi lompat batu digunakan bukan untuk perang lagi melainkan untuk ritual dan juga sebagai simbol budaya orang Nias. Tradisi tersebut diadakan untuk mengukur kedewasaan dan kematangan seorang lelaki di Nias sekaligus ajang menguji fisik dan mental para remaja pria di Nias menjelang usia dewasa. Tradisi lompat batu dilakukan pemuda Nias untuk membuktikan kalau mereka diperbolehkan untuk menikah. Batu yang harus dilompati berupa bangunan mirip tugu piramida dengan permukaan bagian atas datar. Tingginya tak kurang 2 meter dengan lebar 90 centimeter dan panjang 60 centimeter. Para pelompat melompati Batu besar itu melalui pijakan batu kecil sebelum melompati batu peninggalan masa lalu tersebut. Para pelompat tidak hanya sekedar harus melintasi tumpukan batu tersebut, tapi ia juga harus memiliki tehnik seperti saat mendarat, karena jika dia mendarat dengan posisi yang salah dapat menyebabkan akibat yang fatal seperti cedera otot atau patah tulang. Banyak pemuda yang bersemangat untuk dapat melompati batu besar ini.

 

TARI BURUNG(TARI MOYO)

     tari_moyo_130       Tari Moyo atau disebut juga dengan tari Elang yang terus mengepakkan sayapnya dengan lembut tanpa mengenal lelah, menaklukkan sesuatu yang bermakna bagis esamanya dan dirinya sendiri. Tarian ini melambangkan keuletan dan semangat secara bersama dalam mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan. Tari Moyo ini kadang dilaksanakan setelah atau sebelum acara atau perayaan – perayaan atas hari tertentu, bahkan untuk menyambut tamu di Nias sendiri.

 

PENUTUP

            Negara kita adalah Negara yang kaya akan budaya dan Tradisi – Tradisi yang selalu di pertahankan untuk mempertahankan indentitas akan bangsa atau suku yang ada di Indonesia. Keragaman budaya akan satu suku terhadap suku lainnya membuat Negara ini menjadi Negara yang kaya. Dalam segi ekonomi, Tradisi atau budaya daerah seperti di Nias yang disebut dapat membantu mendongkrak Ekonomi daerah tersebut agar lebih baik. Suku yang lupa akan asal muasal atau tradisi nenek moyang akan bangsa atau suku mereka akan tenggelam dalam arus perubahan zaman seperti sekarang. Banyak pemuda yang lupa bahkan tidak tahu tradisi akan daerahnya sendiri, apalagi Budaya akan Bangsanya. Kita perlu mengetahui budaya – budaya yang ada di Negara kita agar kita tidak terpengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya kita. Agar kita tidak terpengaruh budaya buruk dari Globalisasi kita harus mengetahui siapa jati diri kita sebagai Bangsa Indonesia.

 

kebudayaan riau

Makanan Khas Provinsi Riau – Riau yang dikenal sebagai negeri melayu memiliki berbagai jenis kuliner khas yang lezat dan nikmat. Apa saja itu ? yuk simak di bawah ini :

1. Bolu Kemojo

Bolu Kemojo adalah panganan khas Melayu dari Riau. Kue ini sering disajikan pada hajatan, buka puasa, atau perayaan-perayaan hari besar seperti lebaran. Pada umumnya kue ini berwarna hijau coklat dengan rasa pandan. Namun, kini juga dikembangkan berbagai macam rasa seperti durian dan kacang.

  1. Lempuk Durian

Lempuk Durian merupakan salah satu Jenis Makanan Khas dari Riau yang terbuat dari Durian, lempuk ini berbentuk seperti dodol. Selain di Riau, lempuk juga dapat dijumpai di daerah lain di Sumatera. Siapa sih yang tidak kenal dengan lempuk durian, “Makanan Khas Riau” ini berasal dari Kab. Bengkalis, bahkan lempuk sudai menjadi ikon Bengkalis, jika kita berkunjung ke Bengkalis kurang lengkapnya jikanya tidak membeli buah tangan Lempuk Durian.

  1. Es Laksamanana Mengamuk

Es Laksamana Mengamuk merupakan minuman dingin yang menggunakan buah kuini sebagai bahan utama. Konon, keberadaan minuman ini berawal dari mengamuknya seorang laksamana di kebun kuini. Laksamana tersebut mengamuk lantaran istrinya dibawa lari oleh pemilik kebun kuini tersebut. Sang laksamana menebas-nebaskan pedangnya ke seluruh penjuru, hingga puluhan buah kuini hancur karena kemarahannya ini. Usai sang laksamana menuntaskan kemarahannya dan pulang, orang-orang di sekitar kebun kuini mengambil puluhan buah kuini yang sudah tercincang dan terhampar di rumput. Pada awalnya, orang-orang tersebut bingung, akan diapakan buah kuini yang telah terpotong-potong tersebut. Hingga salah seorang wantia, mencampurkan potongan-potongan buah kuini itu dengan air santan dan gula merah. Jadilah minuman segar, yang pada waktu itu, langsung dinikmati oleh orang sekampung.

  1. Roti Jala

Roti jala terbuat dari kombinasi adonan tepung serta berbagai jenis kuah yang bisa dijadikan pilihan. Kuah yang sering digunakan adalah kuah kari dan kuah manis. Roti jala sering ditemui pada saat acara resepsi pernikahan, akikah serta pada saat bulan ramdahan dan hara raya idul fitri/adha.

  1. Kue Bangkit

Diberi nama kue bangkit karena ukuran dari kue ini setelah matang dan dikeluarkan dari oven akan berukuran dua kali lipat dari ukuran adonan semula. Warna kue bangkit ini putih kekuningan dan kadang dipercantik dengan diberi noktah berwarna merah di atasnya. Tekstur kue bangkit yang sangat halus dan gampang remuk. Kue bangkit akan lumer di dalam mulut dan mempunyai rasa yang renyah ketika dikunyah. Rasanya yang manis ini menjadi daya tarik bagi anak-anak.

Sumber : http://www.diditrinjano.com/2013/01/makanan-khas-provinsi-riau.html

Diposkan oleh nurmila sari di 00.20 1 komentar:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN RIAU

Sebagai orang riau dan kita sebagai generasi muda harus selalu mengembangkan budaya dan pariwisata kita.

Riau adalah pusat kebudayaan melayu di indonesia.Yang kaya akan adat istiadat.

Adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah.

Tarian tradisional di riau :

1.tari persembahan

2.tari zapin

3.tari tanjungkatung

4.tari serampang 12

5.tari joged lambak

6.dll

Nyanyian tradisional:

1.lancang kuning

2.soleram

3.nirmala

4.zapin

5.selayang pandang

6.bunga tanjung

Pakaian adat

 Laki laki :

1.baju melayu cekak musang

2.baju melayu gunting cina

3.baju melayu teluk belanga

 Wanita :

1.baju kurung (kain ,baju,dan selendang)

2.baju kebaya labuh(kain,baju,dan selendanng)

Rumah adat :

1.balai selaso jatuh

2.rumah adat selaso jattuh kembar

3.rumah melayu atap limas

4.rumah melayu atap kajang

5.rumah melayu atap lontiok

Kita harus selalu menjaga,melindungi serta melestarikan nya. Karna dengan begitu maka riau akan menjadi daerah tujuan wisata yang terkenal baik lokal maupun mancanegara.

Selain itu kita juga harus mempromosikan nya .Baik melalui media elektronik seperti iklan,acara2 program tv.maupun melalui media massa seperti majalah,koran,internet dll.

Selain itu juga bisa melalui event2 yang diadakan seperti:

1.Event yang diadakan oleh ASITA. yaitu RTTF,merupakan salah satu cara dalam mempromosikan wisata Riau.Sehingga kita semakin tahu tentang potensi pariwisata kita.

2.PON(pekan olahraga nasional)pada 9 -20 september juga merupakan kesempatan emas dalam mempromosikan wisata riau.Dimana beribu ribu orang datang ke riau.

3.ISG(islamic solidarity games) 3 yang akan diadakan di riau pada tahun 2013.Merupakan event olahraga internasional.Dengan begitu mulai sekarang ita harus selalu mengembangkan pariwisata kita seperti bono(yang akan dijadikan objek wisata internasional) karna memiliki potensi wisata yang bagus.dan pemerintah pun harus mmbuat akomodasi seperti hotel,wisma dan lain lain serta akses yang bagus untuk mencapai objek ini,restaurant,souvenir shop,bank dan money changer.selain itu juga ada atraksi bakar tongkang,pacu jalur,candi muara takus dan objek wisata lainnnya.Agar semakin bagus dan menarik, juga agar wisatawan nyaman dalam berwisata di proopinsi kita.sehingga ketika event nanti di mulai kita sudah bisa menyuguhkan pariwisata dan bbudaya kita yang bagus.

Karena pariwisata merupakan salah satu yang banyak menyumbangkan devisa bagi negarakita.

Coba saja bayangkan!!!

Jika kita tidak memelihara dengan baik wisata kita,dan

jika di riau ini sudah tidak ada lagi minyak,yang merupakan sumber pndapatan riau.Maka dari paiwisata inilah kita bisa mendapatkan devisa.

Dan lebih bagus apabila kita travelling di negeri sendiri dari pada di negeri orang lain.

Janganlah selalu mengembangkan KORUPTOR di negeri kita tapi kembangkan lah pariwisata dan budaya kita.
Sumber :
http://salam-riau.blogspot.com/p/kebudayaan.html

Diposkan oleh nurmila sari di 00.14 1 komentar:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Sejarah Kota Pekanbaru Riau

  1. Asal-usul Nama Pekanbaru

Pekanbaru awalnya dikenal sebagai nama ‘Senapelan’. Pada saat itu Senapelan dipimpin oleh seorang kepala suku yang diberi istilah Batin. Daerah ini dahulunya adalah sebuah kawasan ladang, selanjutnya berkembang menjadi sebuah perkampungan. Perkampungan Senapelan kemudian berpindah ke sebuah pemukiman baru yang selanjutnya disebut dengan Dusun Payung Sekaki. Letaknya berada di tepian muara Sungai Siak.

Sejarah Kota Pekanbaru Riau

Mesjid Raya Pekanbaru

Perkembangan dari Senapelan sangat erat kaitannya dengan perkembangan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura. Terutama semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah tinggal di Senapelan tersebut. Beliau mendirikan istana miliknya di daerah yang diberi nama Kampung Batu, daerah ini berdekatan dengan Kampung Senapelan tersebut. Diprediksi posisi istana tersebut berada di Masjid Raya Senapelan saat ini. Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah merancang pendirian Pekan (pasar) di Kampung Senapelan. Namun upaya tersebut tidak berkembang. Usaha ini pun akhirnya dilanjutkan oleh putranya sendiri yakni Raja Muda Muhammad Ali. Lokasinya sekitar daerah pelabuhan sekarang.

Pada perkembangan selanjutnya, yakni tepatnya pada hari Selasa tanggal 21 Rajab 1204 H atau pada tanggal 23 Juni 1784 M, maka nama negeri Senapelan pun diubah menjadi ‘Pekan Baharu’. Tanggal ini saat ini ditetapkan sebagai hari jadinya Kota Pekanbaru. Setelah penetapan tersebut, Senapelan lebih dikenal dengan nama Pekan Baharu, atau di dalam percakapan sehari-hari disebut Pekanbaru.

  1. Perkembangan Kota Pekanbaru Sebelum Kemerdekaan

    Perkembangan dari Kota Pekanbaru tersebut pada mulanya tidak bisa dilepaskan dari fungsi Sungai Siak sebagai sarana transportasi yang cukup vital dalam mendistribusikan hasi-hasil bumi dari kawasan pedalaman dan dataran tinggi di Minangkabau ke wilayah pesisir yakni Selat Malaka. Sehingga pada abad ke-18, wilayah negeri Senapelan yang berada di tepi Sungai Siak tersebut, menjadi kawasan pasar (pekan) bagi para pedagang yang berasal dari dataran tinggi Minangkabau.

Kota Pekanbaru Riau

Pada tanggal 19 Oktober 1919 didasarkan pada Besluit van Het Inlandsch Zelfbestuur van Siak No. 1, Pekanbaru ditetapkan sebagai bagian dari Distrik Kesultanan Siak. Akan tetapi pada tahun 1931, Pekanbaru dimasukkan ke bagian wilayah Kampar kiri yang dikepalai seorang controleur yang berstatus landschap dan berkedudukan di Pekanbaru sampai tahun 1940. Selanjutnya menjadi ibukota Onderafdeling Kampar Kiri sampai 1942. Setelah Jepang menguasai, Pekanbaru dikepalai oleh gubernur militer yang diberi istilah gokung.

  1. Perkembangan Kota Pekanbaru Setelah Kemerdekaan

    Setelah Indonesia merdeka, berdasarkan pada Ketetapan Gubernur Sumatera di Kota Medan tanggal 17 Mei 1946 No.103, Pekanbaru pun dijadikan sebuah daerah otonom yang disebut dengan ‘Haminte’ atau ‘Kotapraja’. Selanjutnya pada 19 Maret 1956, didasarkan pada Undang-undang No. 8 Tahun 1956 RI, Pekanbaru (Pakanbaru) pun diubah menjadi sebuah daerah otonom kota kecil yang tergabung dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah.

Kemudian semenjak tanggal 9 Agustus 1957 didasarkan pada Undang-undang Darurat No.19 Tahun 1957 RI, Pekanbaru pun masuk ke dalam bagian dari wilayah Propinsi Riau yang baru saja terbentuk. Kota Pekanbaru sendiri baru resmi menjadi ibu kota dari Propinsi Riau yakni pada tanggal 20 Januari 1959 didasarkan pada Kepmendagri Desember 52/I/44-25. Setelah sebelumnya yang menjadi ibu kota Propinsi Riau adalah Tanjung Pinang yang kini telah menjadi ibu kota Propinsi Kepulauan Riau.

Kota Pekanbaru Riau

Saat ini Pekanbaru telah berkembang pesat menjadi sebuah kota perdagangan yang cukup prospek mengingat posisinya berada pada jalur internasional yang strategis. Pembangunan Kota Pekanbaru sendiri cukup mengalami peningkatan signifikan. Dibukanya berbagai pusat perbelanjaan modern seperti mall, bandar udara internasional, perpustakaan wilayah yang megah, jalur fly over, pusat bisnis di kawasan MTQ Sudirman serta rencana pembangunan monumen bahasa yang megah oleh pemerintah Propinsi Riau. Perkembangan perdagangan di Pekanbaru dijangkakan akan semakin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kota ini bahkan sempat mendapatkan julukan sebagai ‘kota seribu ruko’ karena jumlah ruko sebagai pusat perdagangan yang hampir ditemukan di sepanjang jalan-jalan Kota Pekanbaru. Visi Riau 2020 merangkum rencana pembangunan dan pengembangan Kota Pekanbaru khususnya dan Propinsi Riau pada umumnya.

kebudayaan jambi

Kebudayaan Jambi

Jika sebelumnya kita sudah melihat dan berkenalan dengan kebudayaan dari Provinsi Riau, kali ini kita akan berkenalan dengan kebuadayaan dari Provinsi Jambi. Seperti biasa, kita akan melihat bentuk rumah adat, pakaian adat, tari-tarian budaya, senjata tradisional, suku, bahasa dan lagu daerah. Berikut Uraian singakat dari budaya Jambi :
Rumah adat Jambi
1. Rumah Adat
Rumah adat Jambi dinamakan Rumah Panggung dengan model kajang lako. Rumah adat tersebut merupakan rumah tinggal yang terbagi dalam 8 ruangan. Ruangan tersebut adalah: pertama Jogan, merupakan tempat istirahat dan menaruh air. Kedua Serambi Depan, merupakan ruangan untuk tamu laki-laki juga ruangan untuk mengaji anak-anak lelaki. Ketiga, Serambi Dalam yang merupakan tempat tidur bagi anak-anak lelaki. Keempat, Ameben Melintang yang merupakan kamar pengantin. Kelima, Serambi Belakang yang merupakan kamar tidur bagi anak-anak gadis. Keenam, Laren yang merupakan tempat menerima tamu wanita dan kegiatan anak-anak remaja putri. Ketujuh, Garang yang merupakan ruangan untuk menumbuk padi sekaligus tempat untuk menampung air. Kedelapan adalah dapur. Ada pula ruangan yag disebut Tengganai, yaitu ruangan yang digunakan untuk pertemuan kaum/ninik mamak.
2. Pakaian Adat
Pria dari Jambi memakai mahkota dan kalung bersusun. Ia juga memakai pending dengan keris terselip di depan perut serta gelang emas pada kedua belah lengan dan tangan. Baju dan celananya bersuji dengan model yang khas dan kain songket melingkar di tengah badan.
Pakaian yang dipakai wanitanya serupa benar dengan sang pria seperti mahkota, kalung bersusun, pending serta gelang emas pada kedua belah lengan, tangan dan kaki. Ia juga memakai baju kurung serta kain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.
3. Tari-tarian Daerah Jambi
a. Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat Jambi ini banyak persamaannya dengan tari Melayu.
b. Tari Selampit Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di daerah Jambi.
c. Tari Rangguk, tarian Jambi yang lincah untuk menyambut tamu.
d. Skin adalah sejenis keris kecil. Sesuai dengan namanya, tari “skin” menggambarkan ketangkasan kaum wanita dalam ulah keprajuritan. Tari ini merupakan tari kreasi yang tetap memanfaatkan perbendaharaan gerak tari tradisi.
Tari Sekapur Sirih
4. Senjata Tradisional
Keris merupakan senjata tradisional di Jambi. Keris yang bentuknya lurus, dinamakan badik tumbuk lada. Keris ini banyak dan terdapat dimana-mana. Hulunya terbuat dari kayu atau tanduk dan wilayahnya lurus. Selain itu terdapat pula keris dengan wilahan yang berlekuk. Senjata lainnya adalah tombak, pedang dan sumpit.
Keris Jambi
5. Suku: Suku dan marga yang terdapat didaerah Jambi adalah: Melayu, Kerinci, Kubu, Penghulu, Bajau, Batin, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Bajau, Melayu, Kubu, dan lain-lain.
7. Lagu Daerah : Batang Hari

kebudayaan jakarta

Kesenian dan Kebudayaan Jakarta (Betawi)

 

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak pulau yang di kelilingin oleh lautan dan setiap daerah memiliki kesenian dan kebudayaan yang berbeda-beda pula. Ibukota Indonesia adalah Jakarta. Rata-rata penduduk Jakarta adalah orang-orang yang besaral dari Jakarta atau suku betawi. Namun saat ini sudah banyak masyarakat luar Jakarta yang tinggal di kota Jakarta karena Jakata merupakan kota metropolitan dan kota perantauan bagi mereka yang ingin mencari pekerjaan bahnkan ingin mengubah nasip di perantauan.

Walaupun dikenal sebagai kota metropolitan, Jakarta memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di dalamnya khususnya mereka yang asli berasal dari kota Jakarta atau suku betawi. Jakarta memang sebagai ibukota dari Negara Indonesia namun Jakarta tidak akan pernah lepas dari kesenian dan kebudayaan yang ada dan menyangkut di dalamnya. Saya akan mencoba untuk membuat artikel dan menjelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Jakarta atau suku Betawi.

 

Kesenian dan Kebudayaan Jakarta (Betawi)

Jakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang beragam, dan berikut beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Jakarta :
Rumah Adat

Rumah adat asal Jakarta ini bernama rumah kebaya. Bentuk atap rumah yaitu perisai landai yang diteruskan dengan atap pelana yang lebih landai, terutama pada bagian teras. Bangunannya ada yang berbentuk rumah panggung dan ada pula yang menapak di atas tanah dengan lantai yang ditinggikan. Terdapat halaman rumah yang luas dan terdapat pagar paling luar dari rumah tersebut. Bentuknya sederhana dan terbuat dari kayu dengan ukiran khas betawi dengan bentuk rumah kotak ( dibangun diatas tanah berbetuk kotak). Rumah ini terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur dan teras extra luas.

 

Pakaian Adat

Pakaian adat Jakarta di bagi menjadi pakaian adat untuk wanita dan laiki-lali. Untuk laki-laki biasanya menggunakan baju koko, celana batik, kain pelekat atau pun sarung yang di taruh di leher serta peci yang digunakan, sedangkan wanita mengunakan baju kurung lengan pendek atau pun kebaya, dengan menggunakan kain sarung batik dan menggunakan kerudung. Untuk pakaina saat pernikahan pakaian laki-laki di buat Dandanan cara haji. Pakaian pengantin laki-laki ini meliputi jubah dan tutup kepala, sedang kan bagi perempuan dibuat dandanan ala nona Cina dengan blus berwarna cerah.Bawahannya menggunakan rok atau disebut Kun yang berwarna gelap dengan model duyung. Warna yang sering digunakan hitam atau merah hati. Sebagai pelengkap bagian kepala digunakan kembang goyang dengan motif burung hong dengan sanggul palsu, dilengkapi dengan cadar di bagian wajah

 

Seni Tari

Betawi atau Jakarta memiliki kesenian tari yang ada di daerah tersebut, diantaranya :

Tari Topeng. Tari ini sudah cukup lama di kenal sebagai tari tradisional asal betawi. Seni tari ini biasanya di gelar saat ada pernikahan, acara sunatan dan membayar nazar. Dalam Topeng Betawi, para penari memakai topeng dan bercerita lewat seni gerak. Kini tari Topeng Betawi sudah banyak dikreasikan, sehingga Tarian Betawi pun semakin beragam.

 

Tari Cokek Betawi. Tarian betawi yang satu ini dibawa oleh para cukong atau tuan tanah peranakan tionghoa yang kaya rayaTarian cokek ini diiringi oleh musik Gambang Kromong. Pakaian tari Cokek Betawi agak mirip dengan tarian-tarian di Cina. Ciri khasnya dari tari ini yaitu goyang pinggul yang geal-geol.

 

Musik

Ada beberpaka musik khas Jakarta diantaranya :

Gambang Kromong. Kesenian musik ini merupakan perpaduan dari kesenian musik setempat dengan Cina. Hal ini dapat dilihat dari instrumen musik yang digunakan, seperti alat musik gesek dari Cina yang bernama Kongahyan, Tehyan dan Sukong. Sementara alat musik Betawi antara lain; gambang, kromong, kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Kesenian Gambang Kromong berkembang pada abad 18, khususnya di sekitaran daerah Tangerang

 

Tanjidor. Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai sejak abad ke-19. Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat-alat musik yang di tiup dengan, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah.

 

Bela diri

Betawi atau Jakarta memiliki jenis bela diri tersendiri yang bernama Pencak Silat. Bela diri ini dimainkan oleh 2 orang yang memainkan dengan menggunakan pakaian khas betawai yaitu menggunakan baju koko, ikat pinggang khas betawi serta menggunakan peci. Biasanya bela diri ini dgunakan sebagai perlengkapan pada acara pernikahan atau pentas lainnya.

 

Kesenian

Berikut kesenian lain yang ada di betawi atau Jakarta :

Ondel-Ondel. Ondel-ondel adalah sebuah kesenian betawi berupa boneka yang tingginya mencapai sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80 cm, boneka ini dibuat dari anyaman bambu agar dapat dipikul dari dalam oleh orang yang membawanya. Boneka tersebut dipakai dan dimainkan oleh orang yang membawanya. Pada wajahnya berupa topeng atau dengan kepala yang diberi rambut dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya di cat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih

 

Lenong. Lenong adalah sebuah pertunjukkan drama dengan alumna musik gambng kromong dan di tambah unsur lawakan dengan banyolan-banyolan tanpa adanya plot cerita

 

Diatas adalah beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Jakarta atau Betawi. Masih banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di Jakarta. Semua itu bisa di cari dengan cara membrowsing. Indonesia memang kaya akan kesenian dan kebudayaan yang ada di setiap daerahnya, namun dengan perbedaan kesenian dan kebudayaan tiap daerah menjadinya Indonesia beragam dan tidak menjadikan semua itu menjadi suatu masalah atau konflik, namu menjadikan Indonesia itu satu dan saling menghargai perbedaan yang ada. Dan sebagai mahasiswa sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya kebudayaan Betawi yang ada di Jakarta, jangan sampai kebudayaan ini hilang dimakan oleh jaman karena kemajuan teknologi dan budaya luar yang sudah masuk ke Indonesia.

kebudayaan bandung

KEBUDAYAAN BANDUNG

Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Barongsai
Seni ini merupakan gabungan seni tradisional Cina yakni guntaw dan penca pada seni tradisional Sunda. Dalam perkembangannya seni ini lebih dikenal sebagai seni barongsai, terdiri atas materi seni pencak silat Sunda dan seni bela diri Cina serta diselaraskan dengan seni barong yang saat itu (hingga sekitar tahun 1942) popular di daerah yang kerap dipergelarkan pada acara selamatan kariaan (khitanan).

Benjang

Benjang adalah jenis kesenian tradisional Tatar Sunda, yang hidup dan berkembang di sekitar Kecamatan Ujungberung, Kabupaten Bandung hingga kini. Dalam pertunjukannya, selain mempertontonkan ibingan (tarian) yang mirip dengan gerak pencak silat, juga dipertunjukkan gerak-gerak perkelahian yang mirip gulat.

Calung
Pada awalnya seni calung bukanlah pertunjukan yang kerap tersaksikan sekarang ini, melainkan sebentuk perangkat waditra yang terbuat dari ruas bambu yang dipasang pada sisi kiri dan sisi kanan. Ujung yang satu diikat pada sebuah tiang, sedangkan ujung lainnya diikat pada tubuh si penabuh calung.

Celempungan
Seni ini terdiri atas kecapi salendro, rebab, kendang, serta goong. Instrumen ini dibutuhkan untuk mengiringi seorang juru kawih; kadang-kadang dalam pertunjukannya cukup hanya sebuah pertunjukan instrumentalia saja. Lagu-lagunya bisa lagu klasik salendro seumpama bayu-bayu, kulu-kulu bem, sanga, banjaran, gendu, bisa pula lagu-lagu hasil reka cipta baru.

Cianjuran
Tembang Sunda Cianjuran adalah satu seni tembang Sunda yang terdapat di Jawa Barat di samping seni tembang Cigawiran, Ciawian, kakawihan barudak, nadoman, atau kawuh urang lembur. Seni ini didukung oleh alat musik kecapi indung (kacapi parahu), kacapirincik, suling, rebab, dan dibawakan oleh juru tembang.

Degung
Seni Degung adalah suatu seni karawitan Sunda yang menggunakan perangkat gamelan berlaras degung (lebih umum berlaras pelog). Pada umumnya gamelan ini terdiri atas saron, panerus, bonang, jengglong, gong, kendang, goong, serta suling.
Kacapian
Seni kacapian adalah seni kawih Sunda yang menggunakan alat musik kacapi siter, suling, kendang, dan goong. Kadang-kadang menggunakan waditra rebab jika diperlukan. Bahkan, seni ini sangat potensial ketika harus diiringi hanya dengan sebuah alat kecapi siter saja.
Kasidahan
Kasidah adalah seni suara yang bernapaskan Islam, dimana lagu-lagunya banyak mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam. Biasanya lagu-lagu itu dinyanyikan dengan irama penuh kegembiraan yang hampir menyerupai irama-irama Timur Tengah dengan diiringi rebana, yaitu sejenis alat tradisional yang terbuat dari kayu, dibuat dalam bentuk lingkaran yang dilobangi pada bagian tengahnya kemudian di tempat yang dilobangi itu di tempel kulit binatang yang telah dibersihkan bulu-bulunya.

Pencak Silat
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Nusantara. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara.

Reog
Kesenian ini menitikb beratkan terhadap harmonisasi alat musik perkusi yakno dog-dog dengan hiburan. Pemainnya terdiri atas empat hingga enam orang, atau disesuaikan dengan kebutuhan. Di masyarakat, kesenian reog cenderung dipentaskan dalam pesta khitanan, pernikahan, dan pesta perayaan kampong atau institusi.

Saung Angklung Udjo
Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat workshop kebudayaan, yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai laboratorium kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda dan khususnya angklung. Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. Berlokasi di Jln. Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat Indonesia.

Wayang Golek
Seni Wayang Golek adalah bentuk pertunjukan boneka kayu dengan ukiran berkarakter Sunda. Pertunjukan ini biasanya dilakukan malam hari mulai pukul 22.00 hingga dini hari atau sekitar pukul 04.00, mengambil cerita dari evos Ramayana karya Valmiki atau Mahabrata karya Vyasa. Kesenian ini kerap dipergelarkan dalam rangka perayaan khitanan atau perkawinan. Pada perkembangannya, pertunjukan wayang golek ini pun kerap dipentaskan untuk event peresmian sebuah gedung atau institusi atau dalam event ulang tahun sebuah institusi.

kebudayaan jogja

KEBUDAYAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

25Nov

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan bekas (Negara) Kesultanan Yogyakarta dan [Negara] Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2[5].

Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menyebabkan sering terjadinya penyingkatan nomenkaltur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa ini sering diidentikkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walaupun memiliki luas terkecil ke dua setelah Provinsi DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional dan internasional. Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Selain itu Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi daerah terparah akibat bencana gempa pada tanggal 27 Mei 2006 dan erupsi Gunung Merapi pada medio Oktober-November 2010.

Pariwisata

Museum Hamengku Buwono IX di dalam kompleks Keraton Yogyakarta, sebuah tujuan wisata

Pariwisata merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya objek dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreativitas seni dan keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan.

Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi objek wisata yang terjangkau dan mudah ditempuh. Sektor pariwisata sangat signifikan menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang secara umum bertumpu pada tiga sektor andalan yaitu: jasa-jasa; perdagangan, hotel dan restoran; serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata memberi efek pengganda (multiplier effect) yang nyata bagi sektor perdagangan disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan. Selain itu, penyerapan tenaga kerja dan sumbangan terhadap perekonomian daerah sangat signifikan.

Kebudayaan

Wujud cagar budaya yang masih dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu Indonesia

DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.

DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan embrio dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya dan beradat tradisi. Selain itu, Provinsi DIY juga mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu dan Museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional

Aspek Seni

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak sekali kesenian. Baik itu kesenian budaya seperti tari-tarian ataupun seni kerajinan seperti batik, perak, dan wayang.

1. Batik

Batik adalah salah satu kerajinan khas Indonesia terutama daerah Yogyakarta. Batik yogya terkenal karena keindahannya, baik corak maupun warnanya. Seni batik sudah ada diturunkan oleh nenek moyang, hingga saat ini banyak sekali tempat-tempat khusus yang menjual batik ini. Perajin batik banyak terdapat di daerah pasar ngasem dan sekitarnya.

Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknikteknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 oktober 2009.

Jenis Batik

Menurut teknik:

  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
  • Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Menurut asal pembuatan:

  1. Batik Jawa

Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo

Macam-macam Batik

Batik Tiga Negeri dikenal lewat warnanya yang terdiri dari tiga bagian. Ada biru, coklat/sogan, dan merah. Batik ini kadang dikenal sebagai Batik Bang-Biru atau Bang-Bangan untuk variasi warna yang lebih sederhana. Ada yang mengatakan kalau pembuatan batik ini dilakukan di tiga tempat yang berbeda. Biru di Pekalongan, Merah di Lasem, dan Sogan di Solo. Sampai sekarang kerumitan detail Batik Tiga Negeri sukar sekali dirproduksi.

batik buketan asal pekalongan

batik jawa hokokai

Batik Jawa Hokokai. Dibuat dengan teknik tulis semasa pendudukan Jepang di Jawa (1942-1945). Ia berupa kain panjang yang dipola pagi/sore (dua corak dalam satu kain) sebagai solusi kekurangan bahan baku kain katun di masa itu. Ciri lain yang mudah dikenali adalah pada motifnya. Motif kupu-kupu, bunga krisan, dan detail yang bertumpuk menjadikan Batik Jawa Hokokai menempati posisi karya seni yang mulia.

batik lasem

Batik Lasem dikenal karena warna merahnya yang khas. Di Lasem (Jawa Timur) sendiri, pengrajin batik sudah sangat berkurang. Beberapa kolektor menyebut Batik Lasem adalah batik yang tercantik diantara yang lain. Batik ini juga menjadi penanda pencampuran dua budaya, Jawa dan Cina.


2. Perak

Kerajinan perak di Yogyakarta terkenal karena kekhassannya. Kerajinan ini berpusat di KotaGede, dimana hampir seluruh masyarakat di daerah ini menjadi pengrajin dan penjual perak, banyak para wisatawan yang datang ke tempat ini bila hendak membeli kerajinan perak.

3. Wayang

Seni wayang banyak terdapat di daerah jawa, khususnya jogjakarta, para pengrajin maupun pendalang sudah diwariskan secara turun temurun. Pengarajin wayang banyak terdapat di daerah pasar ngasem, bahan-bahan dari wayang ini terbuat dari kulit sapi atau kerbau, sehingga tidak mudah rusak dan awet. Wayang mudah di dapat juga di daerah sepanjang malioboro.
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.

4. Tari Golek Menak Dari Yogyakarta

Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Karena sangat mencintai budaya Wayang Orang maka Sri Sultan merencanakan ingin membuat suatu pagelaran yaitu menampilkan tarian wayang orang. Untuk melaksanakan ide itu Sultan pada tahun 1941 memanggil para pakar tari yang dipimpin oleh K.R.T. Purbaningrat, dibantu oleh K.R.T. Brongtodiningrat, Pangeran Suryobrongto, K.R.T. Madukusumo, K.R.T. Wiradipraja, K.R.T.Mertodipuro, RW Hendramardawa, RB Kuswaraga dan RW Larassumbaga. Proses penciptaan dan latihan untuk melaksanakan ide itu memakan waktu cukup lama. Pagelaran perdana dilaksanakan di Kraton pada tahun 1943 untuk memperingati hari ulang tahun sultan. Bentuknya masih belum sempurna, karena tata busana masih dalam bentuk gladi resik. Hasil pertama dari ciptaan sultan tersebut mampu menampilkan tipe tiga karakter yaitu :

  • Tipe karakter puteri untuk Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli,
  • Tipe karakter putra halus untuk Raden Maktal,
  • tipe karakter gagah untuk Prabu Dirgamaruta

Tiga tipe karakter tersebut ditampilkan dalam bentuk dua beksan, yaitu perang antara Dewi Sudarawerti melawan Dewi Sirtupelaeli, serta perang antara Prabu Dirgamaruta melawan Raden Maktal. Melalui pertemuan-pertemuan, dialog dan sarasehan antara sultan dengan para seniman dan seniwati, maka sultan Hamengku Buwana IX membentuk suatu tim penyempurna tari Golek Menak gaya Yogyakarta. Tim tersebut terdiri dari enam lembaga, yaitu : Siswo Among Beksa, Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Mardawa Budaya, Paguyuban Surya Kencana dan Institut Seni Indonesia (ISI). Keenam lembaga ini setelah menyatakan kesanggupannya untuk menyempurnakan tari Golek Menak (1 Juni 1988), kemudian menyelenggarakan lokakarya dimasing-masing lembaga, dengan menampilkan hasil garapannya. Giliran pertama jatuh pada siswa Among Beksa pada tanggal 2 Juli 1988. Lokakarya yang diselenggarakan oleh siwa Among Beksa pimpinan RM Dinusatama diawali dengan pagelaran fragmen lakon kelaswara, dengan menampilkan 12 tipe karakter, yaitu :

  1. Alus impur (tokoh Maktal, Ruslan dan Jayakusuma),
  2. Alus impur (tokoh Jayengrana),
  3. Alur kalang kinantang (Perganji),
  4. Gagah kalang kinantang (Kewusnendar, Tamtanus, Kelangjajali, Nursewan dan Gajah Biher),
  5. Gagah kambeng (Lamdahur),
  6. Gagah bapang (tokoh Umarmaya),
  7. Gagah bapang (Umarmadi dan Bestak),
  8. Raseksa (Jamum),
  9. Puteri (Adaninggar seorang Puteri Cina),
  10. Puteri impur (Sudarawerti dan Sirtupelaeli),
  11. Puteri kinantang (Ambarsirat, Tasik Wulan Manik lungit, dan kelas wara),
  12. Raseksi (mardawa dan Mardawi)

kebudayaan lampung

BUDAYA

BUDAYA LAMPUNG

Budaya Lampung

Lampung sebagai sebuah nama sesungguhnya bermakna ambigu. Namun setidaknya, ada empat nama yang bisa dilekatkan pada Lampung itu: suku, bahasa, budaya, dan provinsi.

Kalau kita bicara Provinsi Lampung, akan lebih mudah merumuskannya. Namun, kalau hendak membahas suku, bahasa, dan budaya Lampung, maka sungguh sulit. Buku Adat Istiadat Lampung yang disusun Prof Hilman Hadikusuma dkk (1983), akan terasa sangat minim untuk memahami Lampung secara kultural.
Sampai saat ini, relatif belum ada yang berhasil memberikan gambaran yang menyeluruh, sistematis, dan meyakinkan tentang kebudayaan Lampung. Kebudayaan Lampung miskin telaah, riset, dan studi. Yang paling banyak lebih berupa klaim atau sebaliknya, malah upaya untuk meniadakan atau setidaknya mengerdilkan kebudayaan Lampung.

Bahasa-budaya Lampung sesungguhnya tidak sama dan sebangun dengan Provinsi Lampung. Secara geografis, yang disebutkan sebagai wilayah penutur bahasa Lampung dan pendukung kebudayaan Lampung itu ada di empat provinsi, yaitu Lampung sendiri, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Banten.
Ini bisa dilihat dari beberapa pendapat yang membuat kategorisasi masyarakat adat Lampung. Kategorisasi atau pembagian sebenarnya penting untuk studi (ilmiah) dan bukannya malah membuat orang Lampung terpecah-pecah.

Secara garis besar masyarakat adat Lampung terbagi dua, yaitu masyarakat adat
Lampung Pepadun dan masyarakat adat Lampung Sebatin.
Masyarakat beradat Pepadun terdiri dari: Pertama, Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi,
Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk, Selagai, Nyerupa). Masyarakat Abung  mendiami tujuh wilayah adat: Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana, Labuhan Maringgai,
Jabung, Gunung Sugih, dan Terbanggi.
Kedua, Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan). Masyarakat Tulangbawang mendiami empat wilayah adat: Menggala, Mesuji, Panaragan, dan Wiralaga.
Ketiga, Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi). Masyarakat Pubian mendiami delapan wilayah adat: Tanjungkarang, Balau, Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang Ratu, Gedungtataan, dan Pugung.
Keempat, Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur). Masyarakat Sungkay-WayKanan mendiami sembilan wilayah adat: Negeri Besar, Ketapang, Pakuan Ratu, Sungkay, Bunga Mayang, Belambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, dan Kasui.

Sedangkan masyarakat beradat Sebatin terdiri dari: Pertama, Peminggir Paksi Pak (Ratu Tundunan, Ratu Belunguh, Ratu Nyerupa, Ratu Bejalan di Way). Kedua, Komering- Kayuagung, yang sekarang termasuk Propinsi Sumatera Selatan. Masyarakat Peminggir mendiami sebelas wilayah adat: Kalianda, Teluk Betung, Padang Cermin, Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung, Semangka, Belalau, Liwa, dan Ranau. Lampung Sebatin juga dinamai Peminggir karena mereka berada di pinggir pantai barat dan selatan.
Peta Bahasa-Budaya

Dari kategorisasi itu, terlihat ada Ranau, Komering, dan Kayu Agung di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang sejatinya orang Lampung (beretnis Lampung). Di Provinsi Banten ada wilayah Cikoneng yang beretnis Lampung dan bertutur dengan bahasa Lampung. Satu lagi, yang agaknya perlu penelitian, di Bengkulu ada wilayah yang bertutur dengan bahasa Lampung. Mereka menyebut diri Lampung Bengkulu.
Dengan demikian, peta Provinsi Lampung tidak akan memadai untuk membicarakan, termasuk memberdayakan dan mengembangkan, bahasa-budaya Lampung. Untuk bisa melihat Lampung secara utuh dalam pengertian suku, bahasa, dan budaya yang dibutuhkan adalah peta bahasa-budaya Lampung. Sebenarnya, tidak perlu membuat yang baru karena sebenarnya peta dimaksud sudah ada.

Kebudayaan Lampung itu riil, misalnya mewujud dalam tubuh suku Lampung, sistem kebahasaan, keberaksaraan, adat-istiadat, kebiasaan, dan sebagainya. Jadi, tidak perlu merasa rendah diri mengatakan tidak ada kebudayaan Lampung atau kebudayaan Lampung itu terlalu banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lain, sehingga tidak tampak lagi kebudayaan Lampung itu yang mana.
Yang terjadi adalah selalu ada tendensi untuk meniadakan atau setidaknya membonsai bahasa-budaya Lampung. Kalaulah bahasa-budaya Lampung itu relatif tidak dikenal dan sering luput dari perbincangan di tingkat nasional; katakanlah di banding dengan budaya Jawa, Sunda, Minang, Batak, Bugis, Bali, Dayak, dan lain-lain — tidak lain tidak bukan karena relatif belum ada kajian dan ilmuwan yang mampu membedah kebudayaan Lampung secara lebih komprehensif, sistematis, dan tentu saja ilmiah.

contoh tarian Lampung yang menjadi ciri khas budaya Lampung

Kesenian Melinting 

Kesenian Melinting merupakan salah satu bentuk seni yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Melinting, Lampung Timur. Awalnya kesenian ini secara khusus diperuntukkan bagi keluarga Ratu Melinting dengan hanya
dipertunjukkan di lingkungan keratuan, dimana para pelakunya pun terbatas pada keturunan raja saja. Namun berbagai perubahan dialami sehingga kemudian menjadi milik masyarakat secara luas. Tulisan ini secara khusus mengangkat bentuk penyajian kesenian Melinting serta keberadaan kesenian ini di dalam masyarakatnya. Keratuan Melinting masih berdiri hingga saat ini dengan wilayah kekuasaan meliputi tujuh desa, yaitu Meringai, Tanjung Aji, Tebing, Wana, Nibung, Pempen, dan Negeri Agung. Masyarakat dari desa-desa inilah yang kemudian dikenal dengan masyarakat Melinting. Mereka hidup dalam sebuah sistem budaya atau adat istiadat, dan memiliki konsep-konsep hidup yang khas. Sebut saja Pi’il, Sakai Sambayan, Nemui Nyimah, Nengah Nyepur, dan Bejuluk Beadek/Beinai, lima prinsip hidup yang hingga kini masih  dipegang teguh oleh masyarakat dan tergambar dalam kesenian Melinting.Kesenian Melinting terdiri dari dua elemen utama, yaitu musik dan tari, serta didukung oleh sejumlah elemen lain sehingga menghasilkan sebuah bentuk seni pertunjukan. Ansambel musik dalam kesenian Melinting adalah gamelan Talo Bala dengan instrumennya yang terdiri dari kelittang, talo, gindang/gelittang, bende, dan canang/petuk. Gamelan Talo Bala dalam kesenian Melinting hanya memainkan tabuh Kedanggung. Untuk elemen tari, ragam gerak dalam kesenian Melinting dibedakan antara penari putra dan penari putri.Keberadaan kesenian Melinting terkait erat dengan berbagai dinamika yang terjadi dalam kehidupan masyaraka . Kekuasaan pemerintah yang menggeser kekuasaan mutlak Keratuan Melinting turut berperan dalam pergeseran kesenian Melinting dari kesenian khusus keratuan menjadi kesenian milik masyarakat. Dinamika lain terjadi dalam kehidupan sektor pariwisata, perkembangan dunia pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta migrasi penduduk. Dari hal tersebut tampak bahwa kesenianMelinting   beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat   . Faktor lain yang mendukung keberadaan kesenian Melinting adalah sifatnya yang komunal, fleksibel, dan edukatif. Kesenian Melinting juga memberikan berbagai kontribusi kepada masyarakat berupa fungsi, yaitu sebaga  hiburan, identitas masyarakat, media komunika , penopang integrasi sosial, penjaga kesinambungan budaya, dan penyelenggaraan kesesuaian dengan norma-norma sosial. Kesenian Melinting juga merupakan sebuah perwujudan konsep masyarakat ideal yang menanamkan sikap sopan santun, ramah-tamah, saling menghormati, gotong royong, dan kebersamaan.Kata kunci: Masyarakat Melinting, prinsip hidup, dinamika, adaptasi.

Tarian Jangget(Lampung) 

Cangget sebagai tarian khas orang Lampung Pepadun, jika dicermati, tidak hanya mengandung nilai estetika (keindahan), sebagaimana yang tercermin dalam gerakan-gerakan tubuh para penarinya. Akan tetapi, juga nilai kerukunan dan kesyukuran.Nilai kerukunan tercermin dalam fungsi tari tersebut yang diantaranya adalah sebagai ajang berkumpul dan berkenalan baik bagi orang tua, kaum muda, laki-laki maupun perempuan. Dengan berkumpul dan saling berkenalan antar warga dalam suatu kampung atau desa untuk merayakan suatu upacara adat, maka akan terjalin silaturahim antar sesama dan akhirnya akan menciptakan suatu kerukunan di dalam kampung atau desa tersebut.